Tak sejumput kubuka gerbang
Angin hitam menyusup lewat celah sempit
Tak rapat, tak dapat, mencari sempat
Hahaha keparat !
Aku menyusun seperempat sisa malam
Pada apapun yang berliku
Di pertigaan hati
Menyapa hantu trotoar di pucuk kenistaan
Jembatan pucat tak lupa kubelai
Agar aliran ini tersendat dan mengumpat
Masih kau tidak mengerti?
Belikan saja aku peti
Bukan untuk yang mati atau harum melati
Kaulah yang genggam langkah sedikit darah
Tunjukan gagah tanpa arah
Biarlah
Langit bersuara marah
Rebana memilin lagu
Pulanglah sebelum minggu gagu
Bunda menunggumu penuh terigu
Di pertigaan hati,
Pundi-pundi dalam jerami
Dipusingkan aksioma membentuk harmoni
Aku berbasuh rembulan tanpa teduhan
Lagi-lagi turun hujan
Kuseka tatapan dengan embun
Berkilah melihat sederetan kabar
Dari pancar kotak besi gelegar
Meluncur pada apa yang beda
Harap kau reda untuk mengada
Kalau begitu, biarkan aku menjahit bola mata dengan kelopak lebih dahulu
Hujan Senja Banten
April 26th, 2009
17:15
Sunday, 26 April 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment