Buntalan kertas tergeletak di atas keramik, malam yang ganas bikin lemas
Mentari terlalu meranggas pagi tadi di kala aku berpapas dengan segelimangan tubuh yang hendak memetik debu
Dalam hitungan semut berjalan, kusandarkan raga di atas kotak lembut, di bawah temaram lampu aku menghela sepercik nafas
Hendak arwah berjalang menuju negeri di bawah kapuk, namun kau belum menjumput singasana, pemuda berkelana kijang?
Rebah selimut balut raga, jangan lagi detak terkecup kutuk dalam kantuk
Aku belum binasa ketika ujung fajar menanti untuk kembali dikedipkan bilik matamu
April 27th, 2009
23:11
Monday, 27 April 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment