Wednesday 6 January 2010

ISYARAT

dimana ketika kau mendengar kebisuan, aku bingung melangkah pada bongkahan darah berlabuhmu (hatimu), cahaya menepi lalu sulur-sulur merambat diantara deduri. kau cabuti hingga bunga bermekaran, kau lucuti sampai ada rona memerah, dibawah bendung air mata. jika nanti aku tiada, jangan kau tanam bunga itu dibawah nisanku. jangan pula kau hujani rerumputnya dgn ricik yg mnembus bulu halus matamu. bahkan ketika udara yang kau hirup kian berkarat, aku masih nyaman berada didekatmu hingga sekarat.


Dec, 2009

No comments:

Post a Comment