" Suatu hari ada anak Adam dan Hawa,
Yang satu menggenggam salib,
Satunya merengkuh tasbih,
Atas doa-doa yang terhembus meminta dipersatukan,
Padahal tak pernah satu pun mengicip biji khuldi apalagi buahnya,
Melainkan mencari muara yang sama yaitu Surga..."
"... Anak Adam dan Hawa terhentak karena mereka tak pernah berhasil menaruh telur paskah diatas sajadah..."
"... Dan ketika itu anak Adam tak pernah sadar bahwa ia telah membawa sang anak Hawa dan melelapkannya di atas ranjang api..."
"... Yang anak Hawa tau adalah bahwa sampai aliran darah terpisah dari urat nadinya, ia masih mendengar adzan"
cindymelody
Pamulang
May 30th, 2009
20:52
Saturday, 30 May 2009
Wednesday, 27 May 2009
Menggambar Nanar
Dengan perlahan mengukir uratmu agar aliran yang lewat melahirkan denyut tak bertepi
Menarik garis lurus serambi menjahit goresan yang belum terkikis
Aku hanya punya selembar kertas yang kusapu dengan gelap terang
Membuatnya lebih perspektif dengan kayu yang terserut
Bukan tak rela, tapi memaksa mengerucut
Tiada kubiarkan tumpul
Maka kuserut saja kayu itu sampai ke jariku
Beberapa menyembul diantara kulitku
Agar kau terombang ambing menempa guratan kasar
Sungguh aku tak pernah ingin menghapusnya
Atau membubuhkan warna yang berlebihan
Karena pasti masih ada bayangan disana...
Pamulang
May 26th, 2009
23:03
Menarik garis lurus serambi menjahit goresan yang belum terkikis
Aku hanya punya selembar kertas yang kusapu dengan gelap terang
Membuatnya lebih perspektif dengan kayu yang terserut
Bukan tak rela, tapi memaksa mengerucut
Tiada kubiarkan tumpul
Maka kuserut saja kayu itu sampai ke jariku
Beberapa menyembul diantara kulitku
Agar kau terombang ambing menempa guratan kasar
Sungguh aku tak pernah ingin menghapusnya
Atau membubuhkan warna yang berlebihan
Karena pasti masih ada bayangan disana...
Pamulang
May 26th, 2009
23:03
Sunday, 24 May 2009
Panas Setahun, Hujan Sehari
Hamparan pasir pada padang itu berisi detak-detak atas serpihan yang tak pernah sempat dipunguti
Selalu kutemukan rerontokan daun kering di derai-derai peristirahatan
Kemarau ini lama bersemayam, menghentikan kata pada petak tenggorokan
Muram mencekam terlalu haus,
Apa yang disebut kehilangan
Namun kali ini langit sembab
Semakin jelas terlihat barisan rintiknya berjatuh tersorot cahaya jingga
Ditelan rona aspal jalanan merengkuh pijakan kita
Melahirkan gejolak atas dua sorot cokelat bening
Membuat merinding, melupa dingin
Panas setahun luruh oleh hujan sehari
Tidak seperti biasanya,
Aku bisa tersenyum sepuas-puasnya
Cindy Melody
Pamulang-Banten
May 24th, 2009
21:14
Selalu kutemukan rerontokan daun kering di derai-derai peristirahatan
Kemarau ini lama bersemayam, menghentikan kata pada petak tenggorokan
Muram mencekam terlalu haus,
Apa yang disebut kehilangan
Namun kali ini langit sembab
Semakin jelas terlihat barisan rintiknya berjatuh tersorot cahaya jingga
Ditelan rona aspal jalanan merengkuh pijakan kita
Melahirkan gejolak atas dua sorot cokelat bening
Membuat merinding, melupa dingin
Panas setahun luruh oleh hujan sehari
Tidak seperti biasanya,
Aku bisa tersenyum sepuas-puasnya
Cindy Melody
Pamulang-Banten
May 24th, 2009
21:14
Monday, 18 May 2009
Mutiara Hitam
Pecah putik jelantah di jengkal telapak
Tembakau diasap meluluhlantakkan rayap
Kemanakah perginya lumut perisai dinding
Gerobak kuning berpeta merah melewati gedung jingga itu
Diam-diam aku masuk dalam pertapaan cemara
Geram mencari mutiara hitam dalam tumpukan garam
Dimanakah jatuhnya sangkakala diri
Membuaiku pada lingkar kerlip cahaya
May 19th, 2009
Kampus FIB UI
12:50
Tembakau diasap meluluhlantakkan rayap
Kemanakah perginya lumut perisai dinding
Gerobak kuning berpeta merah melewati gedung jingga itu
Diam-diam aku masuk dalam pertapaan cemara
Geram mencari mutiara hitam dalam tumpukan garam
Dimanakah jatuhnya sangkakala diri
Membuaiku pada lingkar kerlip cahaya
May 19th, 2009
Kampus FIB UI
12:50
Saturday, 16 May 2009
ANDROID
Pada seonggok daging yang bidang kau sandarkan aku
Melahap molekul pecah berhambur
Pikiranku mampat menerka degup-degup berantai
Kadangkala, kau urai hamparan rambut ini
Helai per helai
Sambil kau curahkan obat merah
Satu helai
Satu tetes
Melalaikan jumlah detik sebelum halilintar
Dengan kapas kau gagas di erangan jiwa tak beranak pinak
Setiap olesan rasa mengingkari masa
Kau susun sisa sari pati tengik menjadi sangat anggun
Diayun lembar kain perban belum terjahit
Tapi kau dapati dua telapakmu berhias jarum
Benang yang menyangkut masih harum
..............
Sampai kau membordir suara untuk ragaku
"Kau itu android, sayang..."
Pamulang-Banten
May 16th, 2009
20:45
Melahap molekul pecah berhambur
Pikiranku mampat menerka degup-degup berantai
Kadangkala, kau urai hamparan rambut ini
Helai per helai
Sambil kau curahkan obat merah
Satu helai
Satu tetes
Melalaikan jumlah detik sebelum halilintar
Dengan kapas kau gagas di erangan jiwa tak beranak pinak
Setiap olesan rasa mengingkari masa
Kau susun sisa sari pati tengik menjadi sangat anggun
Diayun lembar kain perban belum terjahit
Tapi kau dapati dua telapakmu berhias jarum
Benang yang menyangkut masih harum
..............
Sampai kau membordir suara untuk ragaku
"Kau itu android, sayang..."
Pamulang-Banten
May 16th, 2009
20:45
Wednesday, 13 May 2009
NAKED TREE
The rainy landscape consisted of brown leafless tree set against a backround of gray sky
Green crushed velvet marry the brench
When flower acting like rising extreme cold
My broken arms are blankly in seven dreams
I'll be killed by daylight reality
So, should I stay on the naked tree to the greatest evening?
Cindy Melody
May 13th, 2009
Green crushed velvet marry the brench
When flower acting like rising extreme cold
My broken arms are blankly in seven dreams
I'll be killed by daylight reality
So, should I stay on the naked tree to the greatest evening?
Cindy Melody
May 13th, 2009
Tuesday, 12 May 2009
Senja Itu Manja
Senja itu manja
Ketika aku berpura-pura tidur resah menunggui lilin berpendar
Senja itu manja
Ketika aku melihat kau mengasap sebelum purnama
Hingga aku menjajakan mimik gemulai
Ruang 4205
Kampus FIB UI
May 12th, 2009
17:47
Ketika aku berpura-pura tidur resah menunggui lilin berpendar
Senja itu manja
Ketika aku melihat kau mengasap sebelum purnama
Hingga aku menjajakan mimik gemulai
Ruang 4205
Kampus FIB UI
May 12th, 2009
17:47
Sunday, 10 May 2009
Perjamuan
Rangkaian anggrek hitam menikam bayangan, di tengahnya perkamen kusut berukir ucapan selamat
Kau pasti belum lupa saat yang tersaji di bawah silinder bertabur binar ragu menyudutkanku
tak beda malam ini, ada dua piring hidangan tersaji menagih janji
Yang satu mereka sebut Cinta
Yang satunya mereka sebut Luka
Cinta-Luka
Aku memilih luka..
Pamulang-Banten
May 10th, 2009
21:39
Kau pasti belum lupa saat yang tersaji di bawah silinder bertabur binar ragu menyudutkanku
tak beda malam ini, ada dua piring hidangan tersaji menagih janji
Yang satu mereka sebut Cinta
Yang satunya mereka sebut Luka
Cinta-Luka
Aku memilih luka..
Pamulang-Banten
May 10th, 2009
21:39
Saturday, 9 May 2009
Tuhan Amputasi Aku !
Tuhan tolong,
amputasi saja hatiku
agar aku tiada merasa apa-apa
agar aku tidak merasa
cinta
benci
dendam
perih
rindu
trauma
sakit
cinta
cinta
rindu
Tuhan amputasi aku !
May 9th, 2009
amputasi saja hatiku
agar aku tiada merasa apa-apa
agar aku tidak merasa
cinta
benci
dendam
perih
rindu
trauma
sakit
cinta
cinta
rindu
Tuhan amputasi aku !
May 9th, 2009
Thursday, 7 May 2009
Kucangkokkan Hatiku di Pelupuk Ranting
Pada siapa mereka berlomba melebur pasir-pasir bijak
Aku bercandu membuat sangkar dari cagar patahan ranting-ranting kecil yang berserakan dan terinjak
Dari rerontokan cambuk helai kering untuk sandaran
Pohon yang hanya kaku mendesir
Sebelum tumbang oleh cabang yang mendesak tumbuh
Kalau tega, harusnya sejak lama aku mengamputasi agar kau lumpuh, pohon
Dengan pelakat akar yang pernah merengkuhku
Terikat gumpal tanah basah
Kucangkokkan hatiku di pelupuk ranting
Menempel untuk lubang luka menganga
Yang mungkin tertusuk kembali oleh benalu liar membelit
Pamulang-Banten
May 7th, 2009
Cindy Melody
Aku bercandu membuat sangkar dari cagar patahan ranting-ranting kecil yang berserakan dan terinjak
Dari rerontokan cambuk helai kering untuk sandaran
Pohon yang hanya kaku mendesir
Sebelum tumbang oleh cabang yang mendesak tumbuh
Kalau tega, harusnya sejak lama aku mengamputasi agar kau lumpuh, pohon
Dengan pelakat akar yang pernah merengkuhku
Terikat gumpal tanah basah
Kucangkokkan hatiku di pelupuk ranting
Menempel untuk lubang luka menganga
Yang mungkin tertusuk kembali oleh benalu liar membelit
Pamulang-Banten
May 7th, 2009
Cindy Melody
Monday, 4 May 2009
HALUSINASI
Biduan malam berselaput melacur riak sengau
Serumpun alang-alang turut mencambuk daun kepala
Telaga antara tiga taman berbingkai nyiur gading melilit jenuh
Tanpa menyelup sedikit telunjuk, aku terkatup
Tanpa menyelam setengah telapak aku tenggelam, dalam, geram..
Kau menanam isak di bawah lapisan organ tubuh pahit tempat pemberhentian segala pasukan
Saat aku memandang siluet dirimu di atas cawan buah
Sumringah kawan lelah
Tapi ternyata hanya bayu yang berbaur asap halus singgah di wajahku..
May 4th, 2009
Kantin Fakultas Ekonomi
Kampus FEUI
20:09
Serumpun alang-alang turut mencambuk daun kepala
Telaga antara tiga taman berbingkai nyiur gading melilit jenuh
Tanpa menyelup sedikit telunjuk, aku terkatup
Tanpa menyelam setengah telapak aku tenggelam, dalam, geram..
Kau menanam isak di bawah lapisan organ tubuh pahit tempat pemberhentian segala pasukan
Saat aku memandang siluet dirimu di atas cawan buah
Sumringah kawan lelah
Tapi ternyata hanya bayu yang berbaur asap halus singgah di wajahku..
May 4th, 2009
Kantin Fakultas Ekonomi
Kampus FEUI
20:09
Saturday, 2 May 2009
Seribu Tanda Tanya Satu Jawab
Seusai aku melipat serat getah semenjak gema adzan bersenggama dengan nyanyian unggas
Melintas tiga kota mendongkrak tiap denyut nadi pada tanda tanya suara hati
Malu perkara karena kau mencari muara di cakrawalaku
Diperingati liuk dahan tanggal
Kau berusung watak bersolek petuah
Memijarkan panas ingin dipenggal
Pikiran berkecambah mungkin akan pecah pada pertanyaan runcing
Seribu tanda tanya satu jawab
Jika kau anggap aku daerah kekuasaan yang harus dijamah
Tunjukan singa yang gemericik pada jiwamu
Maka aku akan berlari menghindari taring pengoyak luka
Sebelum sabit luntur kau bertutur
Mendalang di atas lilin-lilin untuk melelehkan gumpal, menari di kerincing api
Dengung tak semampai meledak memuntahkan duri
Aku bingung menafsir cahaya bintang yang melesat sesaat lalu hilang dicuri mega rapuh awal Mei
May 1st, 2009
23:49
Melintas tiga kota mendongkrak tiap denyut nadi pada tanda tanya suara hati
Malu perkara karena kau mencari muara di cakrawalaku
Diperingati liuk dahan tanggal
Kau berusung watak bersolek petuah
Memijarkan panas ingin dipenggal
Pikiran berkecambah mungkin akan pecah pada pertanyaan runcing
Seribu tanda tanya satu jawab
Jika kau anggap aku daerah kekuasaan yang harus dijamah
Tunjukan singa yang gemericik pada jiwamu
Maka aku akan berlari menghindari taring pengoyak luka
Sebelum sabit luntur kau bertutur
Mendalang di atas lilin-lilin untuk melelehkan gumpal, menari di kerincing api
Dengung tak semampai meledak memuntahkan duri
Aku bingung menafsir cahaya bintang yang melesat sesaat lalu hilang dicuri mega rapuh awal Mei
May 1st, 2009
23:49
Subscribe to:
Posts (Atom)